Gambaran/Deskripsi Kegiatan

Indonesia dan Pancasila saat ini sedang diuji dengan peristiwa wabah Covid-19. Kondisi saat ini menimbulkan ketegangan sosial pada lapisan masyarakat, baik yang terdampak maupun tidak terdampak wabah tersebut .

Sekretaris Jenderal Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila, Arif Rahman mengatakan, Indonesia merupakan produk sebuah kontrak sosial yang disahkan berdasarkan prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Sementara Pancasila merupakan dasar ideologi-ideologi negara Indonesia.
Di sini, ia membeberkan satu persatu poin dari Pancasila tersebut, mulai dari Ketuhanan Yang Maha Esa. Ia menilai, beribadah di rumah serta untuk sementara dilarang melakukan ritual keagamaan berjamaah karena dikhawatirkan manambah banyak korban dan memudahkan penyebaran Covid-19 untuk semua agama, itu sudah benar.

“Tapi, sebagai umat beragama, kita tetap wajib mendekatkan diri dan berdoa kepada Tuhan Maha Esa agar Covid-19 segera diangkat oleh-Nya dan kita terhindar dari segala wabah penyakit yang disebabkan oleh Covid-19,” ujarnya kepada INDOPOS melalui pesan tertulis, Minggu (19/4/2020).
Untuk sila kedua, yakni Kemanusian Yang Adil Dan Beradab. Di sini ia mengajak semua pihak untuk berupaya terus saling memanusiakan manusia dan memperlakukan saudara sebangsa dengan baik tanpa memandang agama, suku, ras dan budaya.

“Utamakan sisi kemanusia kita sebagai bangsa yang beradab serta mampu berlaku adil dalam menolong mereka yang sudah berjuang digaris depan dalam perang melawan Covid-19 ini,” katanya.
Dalam hal ini, ia menegaskan jangan ada lagi penolakan pemakaman tenaga medis atau siapapun yang meninggal akibat Covid-19 dan utamakan bantuan untuk mereka yang membutuhkan sesuai kemampuan.

Untuk sila ketiga, Persatuan Indonesia. Artinya, semua harus bersatu dalam melawan Covid-19 dengan saling menguatkan untuk mengurangi penyebaran dan penularan, serta meninggalkan kepentingan politik, golongan dan kelompok, guna mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.

Berikutnya, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawatan Perwakilan. Harapannya, setiap pemimpin, apapun tingkatannya, harus tetap bijaksana menyikapi semua persoalan bangsa akibat adanya pandemi Covid-19.

“Utamakan cara-cara musyawarah dalam mengambil keputusan agar manfaatnya dapat dirasakan dan menenangkan untuk rakyat,” sebutnya.

Terakhir, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dalam hal ini, adil tidak harus sama, tapi keadilan haruslah dapat dirasakan bersama dan disyukuri. Jadi, kebijakan itu harus nemar-benar memperhatikan rakyat.

“Karena, jika terasa tidak adil bagi perasaan masyarakat, maka hilanglah kepercayaan rakyat dan dapat menimbulkan kekecewaan yang berakibat fatal bagi kehidupan kita berbangsa dan bernegara,” tuturnya.

Oleh karena itu, harus ada keterbukaan dari pemerintah terhadap penggunaan keuangan negara dalam penanganan Covid-19 serta contohkan gotong royong yang harus dimulai dari para pemimpin negara, agar beban menjadi ringan bagi negara.